Selasa, 08 November 2011

PERTEMUAN 7

PENILAIAN SUMATIF
   
Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku pada akhir kegiatan pembelajaran, Semua kegiatan pengembangan instruksional dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku akhir belajar tersebut dievaluasi. Instrumen evaluasi dikembangkan atas dasar rumusan tujuan dan harus dapat mengukur keberhasilan siswa secara benar dan objektif. Evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar ditekankan pada sistem pengajarannya.

Melakukan penilaian akhir atau penilaian sumatif merupakan tes yang diberikan setelah selesai mengikuti program pembelajaran, tes ini hampir sama dengan tes awal bedanya terletak pada waktu dan fungsinya

Tes formatif merupakan tes yang diberikan guru setiap akhir pokok bahasan materi pelajaran, sedang tes sumatif merupakan gong dari penilaian berbagai pokok bah  asan, yang diadakan setiap akhir catur wulan. Sementara tes diagnostik berorientasi pada upaya guru untuk mengungkap kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Jika tes yang diberikan untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuan dan karakteristik individualnya maka tes yang tepat adalah tes penempatan.

Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah jenis penilaian yang berfungsi untuk menentukan angka kemajuan/hasil belajar siswa. Penilaian sumatifdilakukan untuk menilai hasil belajar siswa jangka panjang dari suatu proses belajar mengajar pada akhir Program pengajaran.

Fungsi tes sumatif tidak lagi untuk memperbaiki proses pembelajaran, sebab guru telah berkali-kali melakukan penilaian formatif pada akhir Kompetensi Dasar. Oleh karena itu,aspek tigkah laku yang dinilai harus meliputi segi kognitif (pengetahuan),psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap dan nilai.)

Penilaian sumatif dilakukan pada akhir program pengajaran,artinya bahan pengajaran yang menjadisasaran evaluasi cukup luas dan banyak. Oleh karena itu penyusunan soal-soalnya harus didasarkan atas tujuan-tuajun pembelajaran umum atau standar kompetensi dan Kompetensi dasar dan harus representatif. Penilaian sumati bertujuan untuk menentukan angka kemajuan belajar siswa, oleh karenanya penilaian sumatif sangat memperhatikan Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda.

Dalam penilaian sumatif digunakan dua pendekatan, yaitu :

1.      1. Pengolahan hasil penilaian sumatif berdasarkan ukuran mutlak (PAP)
Pada dasarnya pengolahan ini membandingkan hasil belajar siswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Patokan yang sudah disepakati sebelumnya biasa disebut Tingkat Penguasaan Minimum atau KKM (kriteria Ketuntasan Minimun)
Jika pengolahan hasil berdasarkan ukuran/kritwria mutlak, maka yang harus dicapai ialah persentase jawaban yang benar yang dicapai oleh setiap siswa. Kemudian angka persentase tersebut diubah ke dalam skala evaluasi yang dikehendaki, umpamanya skala penilaian 1-10.

2.     2.  Pengolahan hasil penilaian berdasarkan norma relatif (PAN)
PAN yaitu penilaian yang membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil dalam kelompoknya. Pendekatan yang digunakan “apa adanya”dalam arti bahwa patokan pembanding semata-mata diambil dari kenyataan-kenyataan yang diperoleh pada saat penilaian itu berlangsung.
Untuk mengolah hasil penilaian yang berdasarkan norma relatif, digunakan nilai-nilai yang standar seperti nilai 0-10 (c-score), skla nilai 0-100 (T-score), dll

Pada penilaian sumatif, hasil penilaian biasanya digunakan untuk:
a.       Menentukan kenaikan kelas
b.      Menentukan angka raport
c.       Mengadakan seleksi
d.      Menentukan lulus tidaknya siswa
e.       Mengetahui status setiap siswa dibandingkan dengan siswa lainnya dalam kelompok yang sama.

     
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir,dkk. Pengembangan Wawasan Profesi Guru, Fakultas Tarbiyah UIN Bandung, 2009
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Rosdakarya, Bandung: 2006
Ramayuli, Filsafat pendidikan Islam, Kalam Mulia,Jakarta : 2010
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya, Bandung : 2010
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta : 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar