Senin, 05 Maret 2012

Aktifivitas Membaca Buku Ilmu Islam Terapan Karya Prof. Muslim A Kadir Pengaruhnya Terhadap Perilaku Beragama Mahasiswa

Perilaku beragama merupakan suatu hal yang sangat penting dan urgent dalam sebuah pendidikan islam. Karena memang tujuan dari adanya pendidikan islam adalah perilaku beragama. Hal ini berarti perilaku beragama merupakan respon siswa terhadap ajaran dari agama. Respon siswa ini diwujudkan dalam bentuk tingkah laku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga perilaku beragama secara eksplisit mempunyai implikasi dalam dalam bidang pendidikan islam. Yaitu terletak pada tingkah laku siswa dalam merespon apa saja yang diajarkan oleh guru. Dan ketika seorang siswa dapat memahami, mengerti dan menghayati apa yang disampaikan guru, maka siswa akan dapat mempraktekkan dalam kehidupanya. Artinya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, siswa tidak akan terlepasa dari aturan-aturan yang terdapat dalam agama.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku beragama sangat banyak sekali. Ada factor intern dan ada juga factor ekstern. Factor intern adalah factor yang berasal dari dalam diri siswa misalnya meliputi kesadaran siswa akan pentingnya peningkatan perilaku beragama ataupun keinginan siswa untuk meningkatkan perilaku beragamanya sehari-hari. Sedangkan factor ekstern adalah factor yang berasal dari luar siswa misalnya adanya motivasi atau dorongan dari guru, adanya stimulus dari guru maupun adanya pengaruh lingkungan dalam peningkatan perilaku beragama siswa.
Salah satu factor yang dapat mempengaruhi prilaku beragama siswa adalah aktivitas membaca buku ilmu islam terapan. Hal ini bisa dilihat dari isi dan tujuan buku ilmu islam terapan. Tujuan ilmu islam terapan sudah jelas yaitu untuk meningkatkan perilaku beragama pembaca dan hal ini di tunjang dengan isi buku tersebut. Isi buku adalah mengenai langkah-langkah praktis untuk meningkatkan perilaku beragama seperti tadrib qolbi, manajemen qolbu, fiqh amali, tauhid amali, penghayatan fungsional orang beriman dan lain sebagainya. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa membaca dapat mempengaruhi perilaku beragama seseorang ? Pertanyaan yang cukup menarik dan jawabanya adalah ketika seseorang dapat membaca, memahami dn menghayati maka ia akan mengerti tentang buku ilmu islam terapan sehingga pada nantinya terciptalah peningkatan perilaku beragama seseorang setelah melakukan aktifitas membaca buku tersebut dengan penuh pemahaman dan penghayatan.
Melihat fakta yang ada bahwasanya ilmu islam terapan merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di STAIN Kudus dan salah satu referensi yang dianut adalah buku ilmu islam terapan karya Prof Muslim A Kadir. Dengan mengetahui tjuan Prof Muslim menulis buku itu adalah memberikan langkah praktis bagi mahasiswa STAIN Kudus dalam upaya peningkatan perilaku beragama. Akan tetapi walapun mahasiswa sudah diberikan materi tentang ilmu islam terapan, masih banyak mahasiawa STAI Kudus yang tidak ada peningkatan dalam perilaku beragama dalam kehidupanya sehari-hari.
A. Aktifitas Membaca
Aktivitas adalah kelangsungan, kelanjutan, kesinambungan dalam menjalankan suatu aktivitas (kegiatan) selalu terus menerus tidak pernah di lupakan atau di tinggalkan. Sedang yang dimaksud disini adalah melakukan kegiatan membaca buku pelajaran agama islam baik ketika di sekolah maupun diluar sekolah.
Membaca berasal dari kata “ baca “ yang mempunyai arti melihat dan melafalkan apa yang tertulis yang membutuhkan kecermatan dan pemahaman. Salah dalam memahami suatu kalimat maka akan mengalami kekeliruan dalam memaknai sebuah kalimat. Jadi membaca adalah proses pembentukan makna dari teks-teks tertulis, kemampuan untuk menguraikan huruf dan memahami maksud kata perkata dalam kalimat.
Untuk menguatkan pengertian di atas, perlu penulis paparkan beberapa pendapat dari berbagai tokoh pendidikan mengenai pengertian mambaca, yaitu sebagai berikut :
Menurut Marksheffel, membaca adalah kegiatan kompleks dan disengaja, dalam hal berupa proses berfikir yang didalamnya terdiri dari berbagai aksi pikiran yang bekerja secara terpadu, mengarah kepada satu tujuan, yaitu memahami makna dari paparan tertulis secara keseluruhan)
Menurut Dr. Sudarso, mamabaca merupakan aktivitas kompleks yang mengarahkan sejumlah besar tindakan terpisah, mencakup penggunaan penglihatan, khayalan, pengamatan dan ingatan, artinya yang berperan adalah mata dan pikiran.
Menurut Muchottob, membaca dan menulis adalah suatu hal yang paling prinsip dalam pembangunan ilmu pengetahuan. Kokohnya syariat dalam agama dan kesadaran ahlakul karimah dipahami dan diajarkan serta diwariskan melalui membaca dan menulis.
Dalam keterangan yang lain, membaca adalah serangkaian kegiatan untuk memahami sesuatu keterangan yang disegikan kepada indra penglihatan dalam bentuk lambang huruf dan tanda lainnya. Dari keterangan ini bisa diartikan bahwa membaca bukanlah kegiatan mata memandang serangkaian hal dalam bahan bacaan saja, melainkan kegiatan pikiran untuk memahami suatu keterangan melalui indra penglihatan.
Sedangkan yang dimaksud membaca disini adalah suatu kegiatan yang kompleks artinya melibatkan indra mata untuk melihat, indra lesan untuk mengucapkan dan pikiran untuk memahami maksud serta tujuan suatu teks. Dari pemahaman ini tujuan membaca diharapkan bisa tercapai dengan baik.
B. Perilaku Beragama
Perilaku (behavior) adalah segala tindakan yang dilakukan oleh organisme. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsang atau lingkungan. Menurut Hasan Langgulung dalam bukunya beberapa pemikiran tentang pendidikan Islam mengatakan bahwa tingkah laku adalah segala aktivitas seseorang yang dapat diamati.
Beragama berasal dari dasar kata agama dan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata a yang berarti tidak, dan gama berarti kacau atau kocar – kacir. Dengan demikian agama dapat berarti tidak kacau atau tidak kocar-kacir. Pengertian serupa ini tampak sejalan dengan akal, karena dilihat dari segi peranan yang dimainkannya, agama dapat memberikan pedoman hidup bagi manusia agar memperoleh ketentraman, keterarutan, kedamaian dan jauh dari kekacauan dalam hidupnya.
Menurut Ahmad Tafsir, beragama adalah masalah sikap. Di dalam Islam, sikap beragama itu intinya adalah iman. Jadi yang dimaksud beragama pada intinya adalah beriman.
Jiwa beragama atau perilaku beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang merefleksikan ke dalam peribadatan kepada-Nya, baik yang bersifat hablumminallah maupun hablumminannas.
Dengan demikian perilaku beragama adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Dengan kata lain, tingkah laku atas norma-norma, nilai atau ajaran dan doktrin-doktrin agama yang dianutnya. Dalam ajaran Islam , perilaku agama merupakan perilaku yang didasarkan atas nilai-nilai agama Islam, baik yang bersifat vertikal maupun yang bersifat horizontal.
Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang.
Menurut Glock dan Stark (Robertson, 1998), ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu :
Pertama, dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tertentu.
Kedua, dimensi praktik agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.
Ketiga, Dimensi Penghayatan. Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan langsung mengenai (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supernatural).
Keempat, dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.
Kelima, dimensi pengamalan atau konsekuensi. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.
Dari kelima dimensi tersebut di atas, dimensi tersebut merupakan kaitan antara iman, ilmu dan amal. Dimesi keyakinan merupakan cakupan dari aspek iman, dimensi pengetahuan agama merupakan cakupan dari aspek ilmu dan dimensi pengalaman merupakan cakupan dari aspek amal. Kemudian dari aspek amal terbagi menjadi dua yaitu amal yang langsung berhubungan dengan pencipta contohnya shalat, puasa, haji dan sebagainya dan amal yang berhubungan dengan manusia atau mu’amalah seperi berbuat baik terhadap tetangga, menghormati kedua orang tua dan lain-lain. Namun di sini penulis batasi pada masalah salat, puasa, berbakti kepada kedua orang tua dan suka menolong sesama.
C. Pengaruh Aktivitas Membaca Buku Ilmu Islam Terapan Terhadap Perilaku Beragama Mahasiswa STAIN Kudus
Membaca merupakan faktor penting dalam belajar. Apabila seseorang siswa tidak menaruh perhatian dalam suatu mata pelajaran, atau malas untuk membaca dan mengkaji maka sulit baginya untuk bisa memahami informasi-informasi yang disampaikan. Oleh karena itu para pendidik dan pengajar harus berusaha untuk membangkitkan perhatian murid-murid agar mereka bisa menyerap, memahami dan mau mempelajari materi yang disampaikan.
Namun, dalam proses belajar mengajar sering terdapat siswa yang sulit untuk memusatkan perhatian terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Dengan keadaan seperti ini kita tidaklah dapat dengan mudah menyalahkan kepada satu pihak saja tanpa memperhatikan pihak yang lain. Misalnya cara guru mengajar harus bisa mempraktekkan prinsip-prinsip mengajar terutama prinsip perhatian.
Perlunya perhatian dalam menyerap informasi ditekankan dalam Al Qur’an Surat Qaaf ayat 37. Ayat tersebut di atas datang setelah ayat dimana Allah telah membinasakan kaum Quraisy seperti kaum ‘Ad, kaum Tsamud dan Tuba’. Mereka telah menjelajah ke berbagai negeri dan menempuh setiap jalan untuk mencari rizki. Dengan demikian ayat ini mengisyaratkan bahwa hal itu merupakan peringatan bagi orang yang mempunyai akal untuk memahami dan menaruh perhatian terhadap firman Allah itu. Dengan kata lain, seseorang harus perhatian dengan keterangan-keterangan yang terjadi pada masa lalu bahwa Allah bisa menghancurkan kaum quraisy yang begitu kuatnya tidak seperti kaum yang lain.
Pentingnya membaca juga dikemukakan Al-Quran surat al-alaq, di mana salah satu anugerah yang sangat agung dari Allah SWT yang diberikan kepada kita adalah kemampuan membaca. Lebih jauh lagi, pentingnya membaca dalam memahami dan belajar dinyatakan dalam firman Allah surat Al A’raf : 204.
Mendengarkan Al-Qur’an dan diam ketika ia sedang dibaca mengandung makna menaruh perhatian terhadapnya untuk bisa merenungi, memahami dan mempelajari makna akidah, ajaran, perintah, larangan, suri tauladan dan hukum yang terkandung dalam ayat-ayatnya.
Di antara hal-hal yang membantu pemusatan perhatian adalah penyampaian pengertian-pengertian yang abstrak dengan cara yang sederhana dan jelas, melalui perumpamaan dengan hal-hal yang riil dan bisa diindera. Perumpamaan dalam Al-Quran berperan mengkongkritkan pengertian-pengertian dengan menyerupakan dan menggambarkannya dengan hal-hal yang bisa diindera, sehingga pengertian-pengertian itu menjadi lebih mudah dan dipahami. Sebagai contoh ialah perumpamaan yang terdapat dalam surat Ibrahim. Dalam ayat ini Allah menyerupakan ketidakmanfaatan perbuatan baik dari orang-orang kafir di dunia – karena perbuatan-perbuatan tersebut tidak didasarkan pada keimanan – dengan abu yang ditiup angin keras pada hari yang berangin kencan sehingga tidak dapat ditangkap oleh manusia.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat dipahami bahwa betapa pentingnya membaca dalam belajar. Dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi atau pengetahuan tertentu tentang obyek yang diindera yang selanjutnya dengan membaca tadi seseorang akan mengubah perilakunya (perilaku beragamanya). Jadi bagaimana dengan adanya perumpamaan atau penjelasan yang terdapat dalam Al-Quran yang sudah dijelaskan di atas, seseorang dapat menaruh perhatian yang akhirnya seseorang akan memahami dan melaksanakan makna yang terkandung di dalamnya. Seperti perhatiannya orang-orang yang beriman, mereka tidak hanya sekedar melihat dan mendengar apa yang diajarkan dalam Al-Quran tetapi ia juga taat melaksanakan apa yang diajarkannya. Sebagaimana dalam Al-Quran dijelaskan dalam surat Fathir ayat 28.
Dari ayat tesebut yang dimaksud dengan ulama adalah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah. Hal inilah yang membedakan orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir.
Dengan demikian perhatian siswa pada ilmu islam terapan berpengaruh terhadap perilaku beragamanya. Sebab dengan perhatian, seorang mahasiswa akan memperoleh pengetahuan tentang langkah praktis peningkatan perilaku beragama yang akhirnya dengan pengetahuan tersebut seorang mahasiswa akan mengubah perilaku beragamanya. Dengan kata lain, makin tinggi pengetahuan tentag ilmu islam terapan makin tinggi pula tingkat perilaku beragamanya.
Daftar Pustaka
DepDikBud, 1989, Kamus Besar Indonesia, Balai Pustaka : Jakarta.
Tom & Harriet Sobol, 2003, “ Rancang Anak Cerdas “, Inisasi Press : Jakarta.
Ibrahim Bafadal, 1992, ”Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”, Bumi Aksara : Jakarta.
Soedarso, 1991, “ Sistem Membaca Cepat Dan Efektif”, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Muchottob, PR Jawa Tengah, “ Tentang Aktualisasi Pemahaman Al Qur’an” : Wonosobo.
The Liang Gie ,2000,” Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa, Gajah Mada Universitas, Press : Yogyakarta.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994, Kamus Besar Bahasa Indonesia., Balai Pustaka : Jakarta.
Prof. Dr. Hasan Langgulung, 1997, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, PT. Al Ma’arif : Bandung.
Dede Rosyada dan H. Abudin Nata, 1995, Materi Pokok Agama Islam, Dirjen Binbaga : Jakarta..
Dr. Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, 1994, Psikologi Islami, Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Dr. Raghib AS Sirjani, 2007, Spiritual Reading, hidup lebih bermakna dengan membaca, Aqwam : Solo.
Dr. Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islami, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1994.
Ahmad Tafsir, 2004, Ilmu pendidikan dalam perspektif islam, Rosdakarya : Bandung